Dinhubkominfo - Masalah gizi buruk masyarakat yang sering ditemui dan diangkat di media massa ternyata tidak hanya berdampak buruk dalam jangka pendek, tetapi apabila tidak ditangani secara serius, di masa mendatang dapat mengancam penurunan kualitas SDM generasi penerus kita.
Angka kematian ibu, bayi, prevalensi kekurangan gizi dan stunting atau kekerdilan, adalah tanda – tanda mendasar yang dapat diukur dalam rendahnya kualitas gizi masyarakat.
Tidak dipungkiri bahwa angka kemiskinan yang masih cukup tinggi menjadi satu akar permasalahan tersebut. Oleh sebab itu, Pemerintah Pusat dan daerah terus berupaya untuk menangani masalah kemiskinan melalui berbagai program yang telah dilaksanakan.
Program Keluarga Harapan yang digulirkan Pemerintah Pusat sejak tahun 2011 yang lalu, dinilai cukup berhasil dalam membantu meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dengan kategori Rumah Tangga Sangat Miskin ( RTSM ), dengan kewajiban tertentu. Namun demikian, pengembangan program terus diupayakan, antara lain dengan mengadakanProgram PKH Prestasi dengan mengambil dua kabupaten di tanah air, yaitu Kabupaten Sikka di NTT dan Kabupaten Brebes, sebagai proyek percontohan.
PKH Prestasi adalah singkatan dari Program Keluarga Harapan Progresif Pengentasan Gizi, yaitu Program kerjasama dalam upaya menanggulangi dan menurunkan Stunting ( ukuran tumbuh kembang bayi dibawah normal diukur dari panjang tubuh ) anak di bawah 2 tahun ( baduta ), dengan jalan meningkatkan kualitas Pelayanan Gizi pada ibu hamil dan baduta pada RTSM peserta PKH. Hal ini menjadi prioritas, mengingat pada periode bawah dua tahun merupakan periode emas tumbuh kembang anak yang dapat diintervensi melalui perbaikan gizi dan kesehatannya.
Dengan menyesuaikan kondisi daerah, melalui PKH Prestasi, Brebes menargetkan dapat mengurangi prevalensi stunting anak balita khususnya dari RTSM hingga 5 % sampai tahun 2014, untuk selanjutnya dapat direplikasi daerah lain dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan, khususnya dalam rangka penanggulangan prevalensi stunting, sehingga kedepannya dapat menjadi generasi bangsa yang sehat dan berkualitas.
Tidak kalah pentingnya, adalah upaya pendekatan dari para pendamping program serta komunikasi yang aktif melalui berbagai media baik formal maupun non formal yang ada di tengah masyarakat, untuk dapat menumbuhkan pemahaman yang baik terhadap program ini, sehingga masyarakat dapat menerima dan bekerjasama dengan baik.
Di samping itu, Diperlukan pula komitmen yang tinggi dari semua fihak, mulai dari Pemerintah, DPRD, organisasi masyarakat dan tokoh – tokoh agama / tokoh masyarakat dengan kapasitasnya masing-masing, agar program ini dapat berjalan dengan sukses. (Yayu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar